SMAN I Bojong kembali membukukan prestasi yang turut mengharumkan nama baik Kabupaten Pekalongan dengan masuk nominasi seleksi Adiwiyata tingkat nasional tahun 2014. Adiwiyata sendiri merupakan predikat penghargaan non lomba dari pemerintah RI yang diberikan kepada sekolah, termasuk didalamnya warga sekolah dan peserta didik, yang peduli dan berbudaya lingkungan sekaligus mendukung upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk pembangunan berkelanjutan.
Menurut penjelasan Tim Adiwiyata SMAN I Bojong, Waluyo, pihak sekolah memang telah lama merintis upaya pendidikan budaya ramah lingkungan. Hal ini diwujudkan antara lain dengan membangun kebiasaan peserta didik untuk ikut bertanggung jawab dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan di sekolah. “Kami terus menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik terhadap para siswa. Misalnya, di sekolah ini, tempat sampah sudah dibedakan menjadi sampah organik dan non organik. Siswa tidak hanya dibiasakan membuang sampah pada tempatnya saja namun membuang sampah dengan langsung memilah sesuai jenisnya. Kemudian kami juga rutin melakukan penanaman pohon dan cangkok tanaman, memelihara taman-taman sekolah, pembuatan biopori, melaksanakan hemat energi dan air serta budidaya lele. Semua kegiatan tersebut melibatkan partisipasi siswa secara aktif. Diharapkan nantinya akan terbentuk perilaku siswa yang ramah lingkungan dan dapat menularkannya ke keluarga, tetangga serta masyarakat pada umumnya”, jelas guru Bimbingan dan Konseling ini.
Semangat dan kerja keras seluruh warga sekolah telah menghasilkan sederet prestasi lain seperti Juara I Lomba Hemat Energi dan Air Tingkat Propinsi Jateng dan Peringkat 5 Lomba Sekolah Sehat Tingkat Propinsi Jateng. Untuk menjaga kesinambungan, terdapat 4 tim dalam pengelolaan lingkungan sekolah, yaitu tim pengendali dan pengelolaan sampah, tim pemeliharaan dan pelestarian tanaman, tim pengendali dan pemeliharaan drainase dan tim hemat energi dan air. “Ke-4 tim tersebut terdiri dari pembina dan siswa yang bertugas setiap hari sesuai jadwal masing-masing. Cara kerjanya antara lain kontrol fisik, misalnya usai jam sekolah mereka mengontrol keadaan kelas, bagaimana kebersihannya, apakah ada alat-alat elektronik yang belum dimatikan dan seterusnya”, ungkap Waluyo.
Komitmen SMAN I Bojong dalam menciptakan warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan mendapatkan perhatian dari JIZ, sebuah organisasi internasional dari Jerman yang bergerak di bidang lingkungan hidup. Mereka akan berkunjung ke SMAN I Bojong pada tanggal 22 April 2014 untuk melakukan sosialisasi, pemetaan dan survey tentang lingkungan hidup. Hasil dari survey akan dijadikan landasan kerja sama antara kedua belah pihak dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Dalam kesempatan yang sama, kepala sekolah SMAN I Bojong, Hety Puryanti, menyampaikan harapannya akan tercapainya predikat Adiwiyata tingkat nasional. “Dengan diperolehnya predikat tersebut, maka secara tidak langsung, akan memberikan kontribusi kepada Pemkab. Pekalongan dalam meningkatkan peluang meraih penghargaan Adipura. Suatu daerah akan sulit meraih Adipura apabila tidak ada satu pun sekolah di daerah tersebut yang memiliki predikat Adiwiyata. Jadi kami mohon dukungan dan kerja sama dari Pemkab dalam rangka mewujudkan harapan dan menyambut tim penilai pusat yang akan berkunjung awal bulan Mei mendatang” ujarnya.
Kedepan, SMAN I Bojong juga telah mencanangkan program untuk menjadi sekolah sentra bambu sebagai salah satu ciri khas selain sekolah unggulan di bidang seni dan olah raga. Tanaman bambu dipilih karena beberapa hal antara lain pertama, Kabupaten Pekalongan sudah dicanangkan oleh Kementerian Kehutanan RI sebagai daerah sentra bambu Indonesia. Kedua, bambu dapat menyerap racun baik CO2 maupun racun dalam tanah. Ketiga, bambu terbukti menghasilkan oksigen lebih banyak dan keempat, bambu dapat bermanfaat untuk meredam suara.
Sementara itu, kedua siswa yang kebetulan aktif pada kegiatan Taling Sampah (Duta Lingkungan Sampah), Nawangwulan mengungkapkan bahwa dirinya dan teman teman satu tim Taling sampah yang berjumlah 15 orang sangat menikmati rutinitas mengambil dan mengangkut sampah dari setiap ruangan di sekolah hingga memilahnya menjadi sampah organik dan anorganik bersama-sama. “ Seru sekali saat bareng-bareng dorong gerobak sampah,” ujarnya.
Nawang juga mengaku secara sukarela melibatkan diri sebagai duta lingkungan, siswi kelas 11 ini juga senang bisa menambah ilmu dari kegiatannya ini seperti cara membuat kompos dan mengelola sampah. “ Saya juga sudah tidak sabar menunggu kedatangan tamu asing yang kabarnya dari Jerman, Saya ingin tanya banyak hal, terutama terkait pengelolaan sampah an organik,” ujarnya
Hal senada juga diungkapkan oleh Kamelia, gadis berkacamata ini juga mengaku sangat menikmati kesibukannya di Taling Hemat energi, sepulang sekolah dia biasa berkeliling ke setiap ruang untuk mengecek apakah ada sumber energi ( misal: listrik dan air ) yang masih menyala padahal sudah tidak termanfaatkan. Kedua siswi ini mengaku kebiasaan baik mereka di sekolah juga berdampak pada kebiasaan mereka di rumah, bahkan orang tua keduanya juga sangat menyambut baik kegiatan yang mereka lakukan. “Meski baru masuk sebagai nominator, kami sangat bangga, apalagi jika nantinya predikat adi wiyata mampu Kami raih, dan kalau sudah berhasil diraih harus mampu dipertahankan terus,” ungkap kedua gadis manis ini kompak.
Ditemui disela-sela kegiatan pemantauan UN, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab. Pekalongan, Drs. Umaidi, M.Si menyatakan rasa bangga dan terimakasih kepada SMA 1 Bojong, yang telah berhasil menjadi nominator tingkat nasional sebagai sekolah adiwiyata. Menurutnya hal ini menunjukkan bahwa komitmen keluarga besar SMA 1 Bojong dalam menjaga kelestarian alam sangat baik, ini merupakan pintu awal kesadaran betapa pentingnya hidup berdampingan dengan alam.
Diutarakan Umaidi, selama ini Pemkab telah mendukung kegiatan semacam ini diantaranya dengan melakukan pemantauan lewat pengawas dan mengirim tenaga pendidik untuk mengikuti pendidikan terkait pelestarian alam yang dimaksudkan agar anak memahami betapa pentingnya memanfaatkan tanah yang ada meskipun hanya sejengkal. “ Kami menghimbau agar lahan yang ada di sekolah bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan melibatkan siswa secara keseluruhan, saya juga berharap nantinya semua sekolah akan menyandang predikat ini, karena sudah banyak sekolah yang berminat mengikuti seleksi adi wiyata,” terangnya. (tim pubdok humas)
Sumber: Bag.Humas Setda
Editor Web: fita.PSG
Editor Web: fita.PSG
Posting Komentar